Jumat, 20 Desember 2013
Iklan - Iklan Tak Beretika
Semakin hari, saya melihat banyak iklan di televisi yang makin tidak jelas arah dan tujuannya. Makin melenceng dari hakikat iklan itu sendiri, dan justru lebih mengedepankan sisi-sisi yang seharusnya tidak dimunculkan dan sama sekali tidak pantas dilakukan oleh pihak pengiklan produk terkait.
Iklan adalah salah satu bentuk dari sekian banyak metode yang dilakukan dalam hal promosi suatu produk oleh perusahaan. Dalam membentuk sebuah iklan , terdapat proses-proses yang sangat kompleks dengan menggunakan berbagai riset dan analisis yang cukup rumit. Barangkali kita sebagai penonton iklan hanya tahu bahwa iklan yang kita lihat di tv adalah "sekedar iklan" biasa, yang mengiklankan suatu produk tertentu dengan menggunakan model iklan dan konsep menarik. Padahal dibalik itu seuam terdapat banyak sekali kaidah-kaidah yang harus dipenuhi dalam membentuk sebuah iklan produk yang baik dan efektif.
Mari kita ambil beberapa contoh iklan yang pernah muncul di televisi akhir-akhir ini Mungkin sebagian dari anda pernah merasakan hal yang sama dengan saya, bahwa iklan ini rasanya tidak pantas ditayangkan dan merasa heran bagaimana bisa ada iklan seperti ini. Iklan ini adalah iklan produk salah satu merek cat, yang namanya kurang begitu terkenal. Jika selama ini kita sering mendengar merek-merek cat ternama seperti Catylac atau Dulux, produk ini bukanlah dalam jajaran cat seperti kedua cat terkenal tersebut. Iklan ini menceritakan tentang seorang tukang cat yang abru saja mengecat sebuah bangku taman, kemudian setelah bangku taman tersebut selesai dicat, sang tukang ingin menempelkan kertas "Awas Cat Masih Basah". Kertas tersebut kemudian terbang tertiup angin, dan sang tukang cat pun berlari mencoba menangkap kertas tersebut. Saat sang tukang menegjar kertas tersebut, datanglah seorang wanita berbaju putih dengan potongan yang sedikit minim. Kemudian rok sang wanita tersebut tertiup hembusan angin dan rok nya pun seketika terangkat sehingga terlihat -maaf- bagian pahanya. Sebelum saya lanjutkan kelanjutan dari iklan ini, saya rasa kita semua sudah bisa cerdas membayangkan bahwa betapa tidak etisnya iklan dengan konsep seperti ini.
Contoh kedua saya ambil iklan sebuah produk makanan ringan chiki. Disini iklan tersebut menggunakan model seorang wanita dan beberapa model pria, yang sedang berjalan-jalan dipinggir jalan sambil memakan makanan ringan tersebut. Kemudia si model wanita ini dengan menggunakan baju merah terang dan sangat ketat, berjalan menghampiri sang pria. Saat sang wanita ini menghampiri si pria yang membawa snack kemudian meminta snack tersebut dari si pria, tampak kamera menyorot ke arah snack yang posisinya tepat di depan -maaf- dada sang model wanita. Sekali lagi, tanpa harus saya lanjutkan detail iklan ini, kita semua sudah dapat membanyangkan bagaimana risihnya melihat suguhan iklan seperti ini di televisi.
Ini hanya sebagian contoh kecil dari banyak iklan di berbagai media yang dirasa sangat tidak pantas dan tidak etis untuk dtayangkan. Iklan-iklan yang hanya menjual sensualitas dan mengeksploitasi wanita sebagai objke dari sebuah iklan seperti menjadi sebuah pilihan utama agar produk tersebut mendapat perhatian lebih dari khalayak. Padahal, pihak pengiklan bisa dengan lebih cerdas lagi dalam menyusun sebuah iklan, dan tidak perlu mengguakan atau mengeksploitasi wanita agar produk yang diiklankan mendapat attention lebih dari khalayak.
Alangkah baiknya apabila pihak pengiklan produk yang bersangkutan lebih cerdas dan matang lagi dalam membuat sebuah iklan. Kembali lagi pada definis dasar ikaln itu sendiri adalah untuk mempromosikan poduk kepada khalayak, dan terdapat pesan-pesan yang sifatnya memberitahukan produk yang bersangkutan untuk mempengaruhi dan menarik perhatian konsumen agar membeli produk tersebut. Banyak cara yng lebih cerdas dan edukatif agar sebuah iklan bisa menarik perhatian konsumen, bukan dengan menjual sensualitas dan mengeksploitasi wanita sebagai objek agar dapat mendapat perhatain khalayak. Iklan yang cerdas dan memiliki sisi edukatf yang tinggi justru akan ajuh lebih menarik perhatian ketimbang iklan-iklan yang hanya menjual sensualitas dan melanggar etika dalam beriklan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar